Oleh : Pengurus Rumah Besar Lembaga Swadaya Masyarakat Triga Nusantara Indonesia (Panji Ilham Haqiqi)
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemadharatan (pada orang-orang Mukmin), untuk kekafiran dan memecah belah antara orang-orang Mukmin serta menunggu kedatangan orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah, ”kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (QS. al-Taubah: 107).
Hal ini dapat dilihat pada awal Islam, kaum muslimin shalat di satu masjid, yaitu masjid Quba. Namun karena ada masjid baru, akhirnya terpecah menjadi dua, Masjid Quba dan Masjid Dhirar. Orang-orang yang mendirikan masjid Dhirar ingin mendapatkan kesempatan menyebarkan syubhat, menghasut, menfitnah dan memecah belah shaf kaum mukminin.
Mengetahui kemadharatan Masjid Dhirar, akhirnya NabiMuhammad Saw., mengutus Malik bin Dukhsyum saudara Bani Salim dan Ma’an binAdi agar pergi ke masjid yang didirikan oleh orang-orang dzalim (masjid Dhirar) untuk menghancurkan dan membakar masjid tersebut. Kemudian lokasi bekas bangunan masjid Dhirar dijadikan tempat pembuangan sampah dan bangkai binatang.
Demikian akhir dari masjid yang didirikan atas dasar kemunafikan dan niat yang tidak baik, niat untuk memecah belah umat Islam, melakukan propaganda-propaganda yang memicu permusuhan di antara sesama muslim
Pengenalan Bahaya Politisasi di Masjid
Politisasi di masjid adalah fenomena yang memiliki dampak serius dalam kehidupan masyarakat. Sebagai tempat ibadah yang seharusnya menjadi tempat perdamaian dan kedamaian, masjid sering kali disalahgunakan untuk tujuan politik yang dapat mengganggu stabilitas sosial. Fenomena ini memerlukan pemahaman mendalam untuk mencegah penyebaran ideologi yang dapat memecah belah masyarakat.
Dampak Negatif Politisasi di Masjid terhadap Masyarakat
Divisi dalam Masyarakat
Politik di masjid dapat menyebabkan terpecahnya masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling berseteru. Hal ini dapat merusak kerukunan dan menyebabkan konflik internal yang merugikan bagi semua pihak.
Menurunnya Spiritualitas
Dampak politisasi di masjid dapat mengurangi fokus masyarakat pada kegiatan ibadah dan spiritualitas. Masyarakat menjadi terganggu oleh agenda politik yang seharusnya tidak menjadi isu utama dalam kehidupan beragama.
Kerusakan Sosial
Politik di masjid dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sosial seperti peningkatan intoleransi, prasangka, dan konflik antar kelompok. Hal ini berpotensi merusak tatanan masyarakat dan menghambat kemajuan sosial.
Politisasi di Masjid dan Implikasinya terhadap Keamanan Nasional
Pencemaran Agama
Politik di masjid dapat mencemarkan agama sebagai institusi suci yang seharusnya bersih dari kepentingan politik. Hal ini dapat membahayakan keharmonisan antar umat beragama dan mengancam keamanan nasional.
Pola Pemikiran Ekstrem
Politisasi di masjid seringkali menciptakan pola pikir ekstrem yang dapat membahayakan keamanan nasional. Hal ini berpotensi menimbulkan ketegangan antar kelompok masyarakat dan mengancam stabilitas negara.
Radikalisasi
Politik di masjid dapat menjadi awal mula radikalisasi yang berujung pada tindakan ekstrem yang mengganggu keamanan negara. Mengingat masjid seharusnya sebagai tempat merawat jiwa, politik di dalamnya dapat merusak kerukunan dan keamanan nasional.
Peran Ulama dalam Mencegah Politisasi di Masjid
Pendidikan Agama
Ulama perlu memberikan pendidikan agama yang benar dan tepat kepada jamaah agar mereka dapat memahami bahwa masjid bukan tempat untuk urusan politik yang memecah belah masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat
Ulama dapat melakukan pemberdayaan masyarakat untuk memahami peran masjid sebagai tempat ibadah dan tempat memperkuat tali persaudaraan, bukan tempat politik yang merusak.
Pemantapan Kebangsaan
Ulama memiliki peran memantapkan nasionalisme dan rasa cinta tanah air di tengah masyarakat sehingga politisasi di masjid tidak menggeser fokus pada persatuan dan kesatuan bangsa.
Tindakan Pemerintah untuk Mengatasi Politisasi di Masjid
Regulasi Ketat
Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang ketat terkait politisasi di masjid untuk mencegah penyebaran ideologi yang dapat merusak kerukunan sosial.
Pendidikan Keberagaman
Pemerintah perlu meningkatkan pendidikan keberagaman dan toleransi untuk mencegah konflik antar kelompok yang diakibatkan oleh politisasi di masjid.
Kerjasama dengan Ulama
Pemerintah perlu bekerja sama dengan ulama untuk membangun kesadaran tentang bahaya politisasi di masjid dan memperkuat peran ulama dalam mencegahnya.
Studi Kasus: Politisasi di Masjid dan Konflik Sosial
Kronologi Peristiwa
Studi kasus akan memaparkan kronologi peristiwa politisasi di masjid yang berujung pada konflik sosial yang merugikan masyarakat.
Dampak Terhadap Masyarakat
Studi kasus akan membahas dampak konkret politisasi di masjid terhadap masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun psikologis.
Upaya Penyelesaian
Studi kasus akan menunjukkan upaya konkret yang diambil untuk menyelesaikan konflik sosial yang timbul akibat politisasi di masjid.
Upaya Membangun Kesadaran Masyarakat tentang Bahaya Politisasi di Masjid
1.Media Sosial
Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang bahaya politisasi di masjid serta cara-cara mencegahnya.
2.Pendidikan Formal
Mengintegrasikan materi tentang bahaya politisasi di masjid ke dalam kurikulum pendidikan formal untuk membangun kesadaran sejak dini.
3.Dialog Antarumat Beragama
Mendorong dialog antarumat beragama untuk membangun kesadaran kolektif akan bahaya politisasi di masjid bagi keberagaman masyarakat.
Kesimpulan dan Rekomendasi untuk Mencegah Politisasi di Masjid
Penegakan Hukum
Diperlukan penegakan hukum yang tegas terhadap pihak-pihak yang melakukan politisasi di masjid untuk memberikan efek jera.
Kerjasama Komunitas
Perlu adanya kerjasama aktif antara semua pemangku kepentingan dalam komunitas untuk mencegah penyebaran politisasi di masjid.
Peningkatan Pendidikan Agama
Peningkatan kualitas pendidikan agama di masjid dapat membantu masyarakat memahami pentingnya menjaga masjid dari politisasi.