Oleh Mbah Londo, Ketua Dewan Budaya LSM Triga Nusantara Indonesia
Di dalam kehidupan ini, kita seringkali dihadapkan pada berbagai cobaan dan ujian yang datang dari berbagai arah. Salah satu tantangan terbesar yang sering kita hadapi adalah bagaimana kita mengelola kesuksesan dan kekuasaan. Dalam bahasa Jawa, ada sebuah pepatah bijak yang berbunyi “Ojo Dumeh,” yang berarti “jangan merasa besar kepala.” Pepatah ini mengingatkan kita untuk tidak merasa sombong atau terlalu percaya diri, terutama ketika kita berada dalam posisi yang lebih tinggi atau memiliki kelebihan dibandingkan orang lain.
Salah satu analogi yang sering digunakan untuk menggambarkan pesan ini adalah “Janganlah merasa haus ketika engkau berada di atas air.” Bayangkan, engkau berada di tengah samudra yang luas, dikelilingi oleh air yang melimpah. Namun, jika engkau masih merasa haus dan tidak mampu mengendalikan keinginanmu, maka engkau akan tenggelam oleh ketidakseimbanganmu sendiri. Sama halnya dalam kehidupan, jika kita tidak bisa mengendalikan diri ketika berada di puncak, kita bisa jatuh karena keserakahan dan ketidakpuasan yang berlebihan.
Sebagai Ketua Dewan Budaya di LSM Triga Nusantara Indonesia, saya sering menyaksikan bagaimana kesuksesan bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, kesuksesan bisa memberikan kita kekuatan dan pengaruh untuk membawa perubahan yang positif. Namun di sisi lain, kesuksesan juga bisa membuat kita terperangkap dalam jebakan kesombongan dan ambisi yang tak terkendali.
“Ojo Dumeh” mengajarkan kita pentingnya rendah hati dan selalu bersyukur atas apa yang kita miliki. Ketika kita berada di posisi yang lebih tinggi, kita harus tetap ingat bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan dan bisa hilang kapan saja. Kita harus selalu berusaha untuk tetap membumi, memperhatikan orang-orang di sekitar kita, dan tidak lupa untuk berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan.
Selain itu, pepatah ini juga mengajarkan kita pentingnya introspeksi dan pengendalian diri. Ketika kita merasa haus di atas air, kita harus berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya kita cari? Apakah kita benar-benar membutuhkan lebih, ataukah kita hanya terjebak dalam keinginan yang tidak pernah puas?
Sebagai penutup, mari kita renungkan kembali makna dari “Ojo Dumeh.” Janganlah kita merasa haus di atas air, karena pada akhirnya, yang bisa menyelamatkan kita bukanlah air itu sendiri, melainkan kemampuan kita untuk mengenali dan mengendalikan keinginan kita. Dengan demikian, kita tidak hanya akan bertahan di atas air, tetapi juga bisa berenang dengan tenang dan mencapai tujuan hidup kita dengan selamat.