Kejanggalan Proyek Bebeli (Bekasi Berani Beli): Mantan PJ Bupati Bekasi Dani Ramdan
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bekasi, Program Bekasi Berani Beli (Bebeli) digagas oleh Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan. Program ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan mengajak masyarakat membeli produk-produk asli Bekasi. Namun, di balik niat mulia ini, muncul beberapa kejanggalan yang memicu pertanyaan dari berbagai pihak, termasuk LSM Triga Nusantara Indonesia.
Sebagai organisasi yang selalu mengawasi dan mengawal kebijakan publik, LSM Triga Nusantara Indonesia merasa perlu untuk mengungkap sejumlah kejanggalan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek Bebeli. Berikut adalah beberapa poin yang patut mendapat perhatian serius:
1. Pengelolaan Anggaran yang Tidak Transparan
Salah satu kejanggalan utama yang ditemukan adalah kurangnya transparansi dalam pengelolaan anggaran proyek Bebeli. Dana yang digelontorkan untuk program ini cukup besar, namun laporan penggunaan anggaran tidak disampaikan secara terbuka kepada publik. Ini menimbulkan kecurigaan terkait apakah dana tersebut benar-benar dialokasikan sesuai dengan tujuan awal atau ada penyimpangan dalam prosesnya.
2. Kualitas Infrastruktur yang Tidak Sesuai Harapan
Meskipun proyek Bebeli bertujuan untuk meningkatkan ekonomi lokal, infrastruktur yang dibangun dalam rangka mendukung program ini dilaporkan tidak memenuhi standar yang diharapkan. Banyak proyek pembangunan yang terbengkalai atau tidak sesuai spesifikasi, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas pengawasan dan pengelolaan proyek.
3. Kurangnya Partisipasi Masyarakat
Proyek Bebeli seharusnya melibatkan masyarakat secara aktif, baik sebagai pelaku ekonomi maupun sebagai pengawas pelaksanaan program. Namun, partisipasi masyarakat dalam proyek ini dinilai minim. Banyak masyarakat yang mengaku tidak mengetahui secara jelas tujuan dan manfaat dari program ini, sehingga terkesan bahwa proyek ini hanya formalitas tanpa dampak nyata bagi warga Bekasi.
4. Potensi Konflik Kepentingan
LSM Triga Nusantara Indonesia juga menyoroti adanya potensi konflik kepentingan dalam pelaksanaan proyek Bebeli. Beberapa pihak yang terlibat dalam pengadaan dan pelaksanaan proyek diduga memiliki kedekatan dengan pejabat pemerintah daerah, yang bisa mempengaruhi objektivitas dan integritas proyek ini.
5. Tanggapan yang Lambat dari Pj Bupati
Meski berbagai keluhan dan kritik telah disampaikan, tanggapan dari Pj Bupati Dani Ramdan dinilai lambat dan tidak memadai. Hal ini menimbulkan kesan bahwa pemerintah daerah kurang serius dalam menangani masalah yang muncul, dan lebih fokus pada pencitraan ketimbang penyelesaian masalah yang ada.
Dengan adanya kejanggalan-kejanggalan tersebut, LSM Triga Nusantara Indonesia mendesak agar dilakukan audit ulang terhadap pelaksanaan proyek Bebeli. Audit ini diharapkan bisa mengungkap apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, serta memastikan bahwa dana yang digunakan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat Bekasi.
Selain itu, LSM Triga Nusantara Indonesia juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam mengawasi pelaksanaan proyek-proyek pemerintah. Dengan partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan setiap program pemerintah bisa berjalan sesuai tujuan dan membawa manfaat nyata bagi semua pihak.