Polemik Anggaran Media dan Iuran Organisasi di Ulu Belu, LSM Trinusa DPC Tanggamus Beri Tanggapan Tajam
TANGGAMUS — Polemik mengenai anggaran media dan iuran organisasi di wilayah Ulu Belu kian menjadi perhatian publik. Menanggapi isu ini, Ketua LSM Triga Nusantara Indonesia DPC Tanggamus, Nuril Asikin, menyampaikan keprihatinannya sekaligus menawarkan pandangan solutif.
“Kami sangat menyayangkan terjadinya polemik ini. Harusnya, semua pihak berusaha mencari solusi terbaik dengan kepala dingin, tanpa memperbesar permasalahan,” ujar Nuril saat ditemui di sekretariat DPC Trinusa Tanggamus, Sabtu (23/12).
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Apdesi Ulu Belu, Hendi Antoni, turut hadir dan menyampaikan kegelisahannya. Hendi merasa polemik yang berkembang di masyarakat tidak mencerminkan fakta sebenarnya.
“Banyak informasi yang beredar tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Seharusnya, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan,” kata Nuril, mengutip pernyataan Hendi.
Nuril juga meluruskan informasi terkait iuran organisasi yang menjadi sorotan sejumlah pihak. Ia menegaskan bahwa iuran tersebut murni untuk mendukung operasional internal Apdesi dan tidak ada kaitannya dengan institusi pemerintah.
“Iuran ini merupakan dana pribadi anggota, digunakan untuk keberlangsungan organisasi Apdesi. Tidak ada setoran kepada pihak lain, apalagi institusi tertentu,” tegasnya.
Pentingnya Klarifikasi dan Dialog
Nuril menyerukan semua pihak untuk memahami fakta secara menyeluruh sebelum membuat pernyataan yang justru memperkeruh suasana. Ia menekankan pentingnya dialog terbuka sebagai upaya meredam konflik dan menghindari kesalahpahaman yang merugikan banyak pihak.
“Fokus kita seharusnya pada kepentingan masyarakat, bukan pada konflik internal. Apdesi adalah organisasi yang bertujuan mendukung kemajuan desa-desa di Ulu Belu. Jangan sampai polemik ini mengganggu tujuan tersebut,” ujar Nuril.
Rekomendasi untuk Transparansi
Sebagai langkah preventif, LSM Triga Nusantara Indonesia DPC Tanggamus merekomendasikan transparansi dalam pengelolaan anggaran organisasi. Hal ini dinilai penting untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus meminimalkan potensi tuduhan tak berdasar.
Nuril juga mengajak media dan organisasi lainnya untuk ikut berkontribusi menciptakan suasana kondusif, dengan mengedepankan prinsip musyawarah dalam menyelesaikan persoalan.
“Mari kita jadikan polemik ini sebagai pembelajaran bersama untuk meningkatkan tata kelola organisasi yang lebih baik ke depan,” pungkas Nuril.
Publik berharap agar semua pihak yang terlibat dapat bertindak profesional dan menjadikan permasalahan ini sebagai momentum perbaikan sistem di berbagai organisasi masyarakat di Tanggamus. (Tim)