Kajian  

Anak Bangsa Harus Kerja, Ga Kerja Mati. Makna kerja dalam beberapa kajian.

Pertama: Kerja adalah Rahmat.

Pekerjaan itu adalah Rahmat Tuhan untuk kita. Apa pun pekerjaan kita, entah petani, pegawai kantor, pedagang sampai buruh kasar sekalipun, semua itu adalah rahmat dari Tuhan. Coba bayangkan kalau anda tidak punya pekerjaan ; anda menganggur ? bagaimana perasaan anda menjadi pengangguran ? tanpa pendapatan untuk menghidupi keluarga anda ? Anda akan diremehkan oleh keluarga dan orang lain bukan ?

Maka terimalah Anugerah tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeserpun.  Bakat  dan  kecerdasan  yang  memungkinkan  kita  bekerja adalah anugerah. Dengan bekerja, kita menerima upah jerih payah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Pemahaman demikian akan mendorong untuk bekerja dengan tulus dan sungguh,  akan keterlaluan  jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-ogahan, malas-malasan, enggan melayani orang lain .

Kedua : Kerja adalah amanah

Melalui kerja kita menerima mandat dan kepercayaan. Sebagai pemegang mandat, kita dipercaya, berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika terbukti mampu, kita akan dipercaya dan tanggung jawab akan semakin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi jaminan sukses pelaksanaan mandat yang akan mengukir prestasi kerja dan pengharapan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas. Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko. Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima amanah dari rakyat Kepala Desa mendapat amanah dari masyarakat. Prinsip ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela.

Ketiga : Kerja adalah panggilan.

Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar. Suci berarti diabdikan, diperuntukkan atau diorientasikan pada Tuhan, dalam rangka kita beribadah kepada Allah SWT. Penghayatan kerja  semacam ini hanya mungkin terjadi jika seseorang merasa terpanggil. Dengan kesadaran seperti itu maka kerja menjadi sebuah panggilan suci, maka terbukalah perasaan untuk melakukannya  secara benar. Seorang pegawai negeri memanggul darma untuk masyarakat dan koleganya yang memerlukan bantuannya, seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk menyebarkan ilmu kepada muridnya. Seorang penulis menyandang darma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita dapat berucap pada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.

Keempat : Kerja adalah aktualisasi

Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasi, saya sanggup bekerja keras. Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi berarti mengubah potensi menjadi kenyataan. Aktualisasi atau penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan, akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal, kita akan sanggup bekerja keras bukan kerja asal-asalan.

Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan.

Kelima : Kerja itu ibadah

Kerja adalah pengabdian, saya sanggup bekerja serius. Tuhan mewajibkan manusia beribadah (secara ritual) dan beribadah (dalam artian kerja yang dilakukan untuk Tuhan). Kerja merupakan lapangan konkrit melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Jadi bekerja harus serius dan sungguh- sungguh agar makna ibadah dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk melayani Tuhan. Tak perduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita dapat bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata. Motivasi kerjanya telah berubah menjadi motivasi transendetal. Dengan demikian pekerjaan yang kita lakukan dengan tingkat keletihan yang luar biasa akan terobati karena kita tidak hanya mendapatkan nilai untuk kepentingan kita didunia, tetapi pekerjaan kita akan dinilai ibadah oleh Allah SWT dan akan kita bawa sebagai amal ibadal dihadapanNya kelak.

Keenam : Kerja adalah seni.

Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreatifitas mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Jadi bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih   dari   pada   mengaktualisasikan   potensi   kreatif   untuk   mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni sehingga kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.

Ketujuh : Kerja adalah kehormatan.

Kerja  itu  kehormatan,  kerja  adalah  kewajiban,  saya  sanggup  bekerja unggul. Sebagai kehormatan kerja memiliki 5 dimensi :

(1). Pemberi kerja menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja

(2). Kerja memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri

(3). Hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat

(4). Pendapatan memandirikan seseorang sehingga tidak jadi tanggungan atau beban orang lain

(5). Pendapatan bisa menanggung hidup orang lain.

Semuanya adalah kehormatan. Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi- tingginya. Dengan unggul disegala bidang kita akan memenangkan persaingan. Sekecil apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika dapat menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita. Sebagai contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun dia dikucilkan di pulau Buru yang terbatas. Hasilnya memperlihatkan bahwa semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.

Kedelapan : Kerja adalah pelayanan.

Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna. Kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang melayani adalah orang yang mulia.   Pekerjaan   adalah   wujud pelayanan   nyata bagi institusi maupun orang lain. Kita ada untuk orang lain, manusia mampu proaktif memikirkan dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja sempurna apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercusuar, semuanya dapat dimaknai sebagi pengabdian kepada sesama.

Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang lelaki tua sebatangkara karena ditinggal mati oleh isteri dan anaknya. Bagi kebanyakan orang, kehidupan seperti yang ia alami mungkin hanya berarti menunggu kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah Cavennen, sebuah daerah yang sepi, sambil menggembalakan domba, ia memunguti biji oak, lalu menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang membayarnya. tak ada yang memujinya. Ketika meninggal dalam usia 89 tahun, ia telah meninggalkan sebuah warisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km, sungai- sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus menjadi subur semua itu dinikmati oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *