Trinusa.org – Cilacap – 04/02/2023 Ketua Umum Trinusa H.Rahmat Gunasin menyatakan prihatin terhadap berbagai program televisi yang belakangan ini lebih menonjolkan hiburan semata. Beliau menilai tayangan hiburan televisi tidak berfaedah bagi kaum pelajar.
Padahal anggaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023 ditetapkan sebesar Rp80,22 triliun. Dari sejumlah anggaran tersebut, sebesar Rp38.17 triliun dialokasikan untuk pendanaan wajib. Beberapa diantaranya adalah Program Indonesia Pintar (PIP) untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, aneka tunjangan guru, tunjangan dosen, dan lain-lain.
Demikian dikatakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, pada penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 1 Desember lalu.
Alokasi anggaran lain,yakni sebesar Rp4,57 triliun diperuntukkan bagi program Merdeka Belajar. Program itu berupa berbagai macam pengembangan program prioritas, antara lain Kurikulum Merdeka, pelaksanaan Asesmen Nasional, Program Guru Penggerak yang akan menghadirkan pengawas sekolah dan kepala sekolah masa depan. Selainitu ada anggaran untuk pendampingan Kepala Sekolah Penggerak di berbagai daerah, khususnya 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).(Sumber : puslapdik.kemdikbud.go.id)
Dengan angka sebesar itu menurutnya tidak akan efektif ketika penayangan televisi masih mengedepankan angka reting tanpa mengedepankan nilai nilai pendidikan, ini akan berbahaya karena, menurutnya salah satu fungsi televisi memang sebagai media hiburan. Tetapi program hiburannya harus terdapat unsur mendidik. Apalagi penayangannya pada jam-jam awal yang dapat mempengaruhi semangat belajar anak sekolah. “Dampak yang paling menyolok, sebagian besar anak-anak sekolah dasar sampai bisa meniru jogetan ala tayangan tv tersebut. Ini sangat memprihatinkan,” tandasnya.
Melihat kondisi demikian, H. Rahmat Gunasin meminta lembaga berwenang seperti Komisi Penyiaran Informasi (KPI) bisa mengingatkan program-program televisi yang kurang mendidik. “Saya berharap KPI jangan hanya menyemprit stasiun TV yang menayangkan hiburan berbau SARA, pornografi dan hasutan saja, melainkan program tayangan yang tidak mendidik supaya bisa ditertibkan,”Pungkasnya (PI)